FOTOĞRAF ATÖLYESİ |
Aku memang sedang merindu, tapi belum jelas pada siapa rasa
ini akan berlabuh, Karena baik kau maupun dia dan dia dan juga dia sama-sama
telah mengisi setiap dinding-dinding ruang tadi, berjelaga dan mewarnainya
dengan lukisan kesenangan. Ada pelipur di dalamnya, tapi aku benar-benar
sendiri di virtual karena memang kalian tidak nyata, sebenarnya.
Baiklah, izinkan aku menyingkatnya. Aku sedang merindu, tapi
entah pada siapa. Ini adalah sebuah kerinduan untuk dia yang telah
menantikanku, dia tidak tahu siapa aku dan begitu pula aku dengannya. Namun ia
menantiku, dan aku merindukannya dalam samar. Jadi kita adalah sebuah pola
dalam diafragma yang masih tertutup kabut, namun aku lebih suka menyebutnya
enigma, enigma tentang untuk apa rindu ini sebenarnya. Jadi kesannya sebuah
klise yang penuh tanda tanya.
Mengerti yang kumaksud? Tidak perlu gusar, setidaknya hujan
tidak pernah membeda-bedakan siapa yang ingin merindu atau acuh terhadapnya. Jadi
, merindulah kawan. Biarkan ia menjadi sebuah pakaian kebesaranmu untuk sebuah
keniscayaan yang pasti saat bertemu dengannya kelak. Karena dengan rindu,
sungguh engkau telah belajar mencintai, walau dalam diam sekalipun. Bahwa rindu adalah sebuah jalan cinta.
Dariku, yang merindukan yang dirindukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar