tag:blogger.com,1999:blog-35491313305803202462024-02-07T21:19:49.087-08:00Penggenggam Hujancause in very life, even a little rain must fallAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/03059827294159520810noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-3549131330580320246.post-86130457841702851552012-11-13T08:03:00.002-08:002012-11-13T08:03:38.844-08:00Rindu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQhk6wujR72yHoRyqEzPGGkLWuaXhV0Qn99XutJdhi7fEWLRRxywk2FTsj1rz1OnjZc3pZDmQKrI0MhKesoW5lge403Hool6V7fAe3nGEhF00HxaSW0cpvRYzektOn2Bzi-FqyXjPdt45l/s1600/617150_3890031254268_1304831430_o.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQhk6wujR72yHoRyqEzPGGkLWuaXhV0Qn99XutJdhi7fEWLRRxywk2FTsj1rz1OnjZc3pZDmQKrI0MhKesoW5lge403Hool6V7fAe3nGEhF00HxaSW0cpvRYzektOn2Bzi-FqyXjPdt45l/s320/617150_3890031254268_1304831430_o.jpg" width="213" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a class="mrm groupsJumpTitle" href="http://www.facebook.com/groups/ozenbasfotografatolyesi/" id="groupsJumpTitle" style="background-color: white; color: #333333; cursor: pointer; display: inline-block; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-weight: bold; margin-right: 10px; max-width: 374px; overflow: hidden; padding: 6px 0px 4px 10px; text-align: left; text-overflow: ellipsis; white-space: nowrap;">FOTOĞRAF ATÖLYESİ</a></td></tr>
</tbody></table>
<span style="text-align: justify;">Pertama, terimakasihku untuk di mana setiap pandanganku,
bahwa rindu itu ada, dan juga nyata. Aku memang belum pernah bertemu dengannya,
kecuali dalam sebuah ruang kecil berwarna hitam yang kusebut hati. Aku sering
kesana saat hujan untuk menikmati secangkir teh hangat dengan gula rendah
kalori. Ialah ruang rindu tak lain adalah hati kecilku ini.<a name='more'></a></span><br /><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku memang sedang merindu, tapi belum jelas pada siapa rasa
ini akan berlabuh, Karena baik kau maupun dia dan dia dan juga dia sama-sama
telah mengisi setiap dinding-dinding ruang tadi, berjelaga dan mewarnainya
dengan lukisan kesenangan. Ada pelipur di dalamnya, tapi aku benar-benar
sendiri di virtual karena memang kalian tidak nyata, sebenarnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Baiklah, izinkan aku menyingkatnya. Aku sedang merindu, tapi
entah pada siapa. Ini adalah sebuah kerinduan untuk dia yang telah
menantikanku, dia tidak tahu siapa aku dan begitu pula aku dengannya. Namun ia
menantiku, dan aku merindukannya dalam samar. Jadi kita adalah sebuah pola
dalam diafragma yang masih tertutup kabut, namun aku lebih suka menyebutnya
enigma, enigma tentang untuk apa rindu ini sebenarnya. Jadi kesannya sebuah
klise yang penuh tanda tanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Mengerti yang kumaksud? Tidak perlu gusar, setidaknya hujan
tidak pernah membeda-bedakan siapa yang ingin merindu atau acuh terhadapnya. Jadi
, merindulah kawan. Biarkan ia menjadi sebuah pakaian kebesaranmu untuk sebuah
keniscayaan yang pasti saat bertemu dengannya kelak. Karena dengan rindu,
sungguh engkau telah belajar mencintai, walau dalam diam sekalipun. Bahwa rindu adalah sebuah jalan cinta.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dariku, yang merindukan yang dirindukan. <o:p></o:p></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03059827294159520810noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549131330580320246.post-89506336723341059192012-09-24T08:00:00.000-07:002012-09-24T08:00:19.036-07:00Untuk 1000 Tahun Lamanya..<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Aku masih ingat saat pertama kali kita bertemu di penghujung September.. Kala itu masih kemarau, dan kita belum bermain-main di bawah rinai hujan. Kau datang sambil menyanyikan lagu penantian 1000 tahun, dan aku tidak mengerti sekali mengapa harus seribu tahun saat usia ini tidaklah segamblang itu, karenaTuhan telah cukup berbaik hati dengan memberikan kita sepersepuluhnya.</div>
<a name='more'></a><br />Kita masih bicara tentang cinta, tentu saja.. aku tak mau terlepas dari yang satu ini karena bagiku, cintalah yang membuat semua perbedaan itu berada dalam satu ruang dimana aku menyebutnya sebuah konstalasi dengan tidak membiarkan satupun warna di antaranya menonjol melebihi satu sama lain. Kau masih misteri dengan hitammu, dan biarkan aku tetap diam dengan gelapku. Inilah yang kusebut dengan cinta dimana kita saling memahami.<br />
<div style="text-align: justify;">
<br />Seribu tahun, kupikir itu bukanlah waktu yang singkat, tapi tidak untuk perjanjian yang telah kita ikrarkan untuk Tuhan dengan malaikat sebagai saksi, bahwa Dia meminta izin untuk menjadikan kita sebagai bagian dari diriNya demi menapakkan kaki di bumi, tempat yang tak mampu menjadi arsyNya walaupun hanya sesaat. Jadi seribu tahun ini adalah titik tolak untuk menyatakan, kita sebenarnya berasal dari sumber yang sama, jadi mengapa selalu saja ada dengki? Bumi menyadarkan kita bahwa kita berasal dari ketidakmampuan yang menjadikan ada, jadi mengapa mesti merasa angkuh?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Seribu tahun lamanya, sebuah status quo yang kau bisikkan padaku tentang kesederhanaan.. telah banyak kudengar dari orang lain tentang kesederhanaan, dan bahkan tanpa sebab mereka menyederhanakan tentang cinta, tentang kejadian, tentang proses, dan juga tentang perih.. aku menganggapnya tidak seperti itu, dan sepertinya kau sepakat, bahwa cinta tidaklah sederhana. Pernahkah kau membayangkan betapa ketika cinta ini tanpamu, aku tidak bisa lelap? pernahkah cinta dengan ketidakhadiranmu membuatmu merasa sepi ditengah euforia hujan yang gemerlap? paradoks. Sungguh cinta tidaklah sesederhana itu, kawan.. bukanlah sekedar 'aku bahagia melihatmu bahagia walau ini akhir senja buatku' ataukah 'cinta tak harus memiliki' karena sesungguhnya cinta adalah sebuah kerinduan yang tidak sanggup didefenisikan dengan kesederhaan, rindu adalah hal yang begitu rumit.. tidaklah sederhana ketika orang yang mencintaimu menyatakan bahwa ia rela menunggu walaupun seribu tahun lamanya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Aku masih menantikan momen itu sampai akhirnya hanya bisa bilang: tidak usahlah menyederhanakan kisah ini, ataukah cinta, biarlah mereka tetap begitu, karena seringkali saat bicara denganmu, orang yang kucintai, membuatku gugup dan ini tidak bisa dianggap sebagai sebuah kasus yang sederhana karena tentu tidak ada yang tahu penyebabnya.. Namun saat kau menyatakan siap menantikanku selama seribu tahun lamanya, aku akan menjawabnya--walau sedikit gugup, kenapa mesti menantiku bila kau bisa tetap di sini, bersamaku...<br /><br /><br /><br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03059827294159520810noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3549131330580320246.post-79384619591644765622012-09-16T07:11:00.001-07:002012-09-16T07:17:51.400-07:00Prolog: <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCJeFNnHScSmpX71CfTlXPfcj640cbXnf8d9OgsdjkjywiQ04-ZiSpyicyoOuYZoYyAhC_g1Qaj0eaAXYKt3z4rooGnH4u55JGmIagiYj5FwtFI2X4Yg_HFcDoPgEAnh7vGpQ-Ve108-Ye/s1600/air+dan+api.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCJeFNnHScSmpX71CfTlXPfcj640cbXnf8d9OgsdjkjywiQ04-ZiSpyicyoOuYZoYyAhC_g1Qaj0eaAXYKt3z4rooGnH4u55JGmIagiYj5FwtFI2X4Yg_HFcDoPgEAnh7vGpQ-Ve108-Ye/s320/air+dan+api.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-bidi-font-family: Tahoma;">Aku adalah air. Dan kau sendiri adalah api. Demi Tuhan, suatu saat akan kupadamkan segala apa yang ada dalam tubuhmu. Saat kau marah, saat kau meregang, dan saat kau muntab. Bahkan saat dunia meleleh akibat kemarahanmu, aku akan selalu ada untuk memenenangkanmu. Membuatmu merasa tentram dari pada apa yang membuatmu meledak.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tapi, maukah kau selalu menghangatkanku saat-saat aku mulai menghadapi kematian yang beku? Saat-saat diriku hampa dengan kedinginan yang perih? Dan saat aku yang jatuh terluka ke dalam dasar laut yang tak terjangkau, pun tak ’kan kau mengerti oleh keruhnya.</span></i></div><a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-bidi-font-family: Tahoma;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Karena, biar bagaimanapun juga, tak ‘kan pernah mungkin api menyatu dengan air. Kau padam bersamaku, dan aku menguap di sampingmu.</span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-bidi-font-family: Tahoma;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Engkaulah matahari. Tak ‘kan pernah mati senyummu oleh awan mendung usil yang selalu saja menghalangimu. Kau sangat terkenal. Dan akulah bulan. Bulan yang terhenyak dalam kesunyian. Bulan yang tenggelam oleh kepopuleranmu. Betapa dunia akan kelabu tanpamu, mentari. Dan biarkan aku rembulan buruk rupa yang terdiam meregang nyawa demi menantikan pertengahan lima belas hari berikutnya untuk menampakkan diriku yang keindahannya sangatlah kamuflase karena dibayang-bayangi oleh ketampanmu, dan lima belas hari berikutnya untuk aku memutuskan untuk bersembunyi dari sebuah keputusasaan.</span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-bidi-font-family: Tahoma;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dan siapa saja tahu, bahwa aku sebagai rembulan buruk rupa tak ‘kan pernah bersanding denganmu sebagai sosok pangeran tampan. Aku akan pergi saat kau terjaga, dan kembali bersimpuh pasrah saat engkau terlelap dalam gelap. Sepi, tapi tidak dengan tidurmu yang mengganggu itu.</span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="mso-bidi-font-family: Tahoma;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Tapi, tahukah... aku akan selalu memaafkanmu dengan kebekuanku. Dan akan tetap seperti itu. Selalu, untuk selamanya.</span></i></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03059827294159520810noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3549131330580320246.post-85757278403828626342012-08-20T09:17:00.002-07:002012-08-25T07:47:55.672-07:0090cm<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcP3zyWCYblX_wearnS7iTIkjkQU02VPXhVgCPLOO7YcT8Y4O2iWaktR36I1UTaBdi5fXppl89zyykIMF8louw9TiNUHmdrGJ5cmvnsYYA3696lkTxmkZKQRhbb5H9bJs6AumI9TaZ_mcO/s1600/sendirian.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcP3zyWCYblX_wearnS7iTIkjkQU02VPXhVgCPLOO7YcT8Y4O2iWaktR36I1UTaBdi5fXppl89zyykIMF8louw9TiNUHmdrGJ5cmvnsYYA3696lkTxmkZKQRhbb5H9bJs6AumI9TaZ_mcO/s320/sendirian.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">fotograf atolyesi</td></tr>
</tbody></table><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku tidak pernah diizinkan untuk mengumbar kata 'tidak' demi sebuah risalah yang telah terukir dalam kecemasan. Menerimanya, itu jauh lebih baik. Tapi bukanlah sebuah kemunafikkan bahwa perih itu tetap ada. Menangis juga sebuah pilihan, tapi tidak dengan sesal. Jangan salahkan nasi ataukah buburnya, karena ini bukanlah hal yang tepat untuk mencari-cari pembenaran ataukah siapa yang benar-benar tidak bersalah.</div><div style="text-align: justify;"></div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">Aku tidak menganggapnya sebuah berkah, tapi tetap saja tidak beruntung. Seperti ini tentu saja tidak sulit, aku lebih mudah mengatakannya sukar, sukar saat hujan gosip mulai mereda dengan pandangan aneh. Ia, mereka merajut dalam garisan ekspresi 'aneh' saat melihat semua kelebihan dan keterbalikanku dalam diam.<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">Benci mengatakannya, tapi inikah aku yang akan aku terima apa adanya. Saat tulisan penuh warna tentang pelangi senja yang buram, sadarlah bahwa aku begitu berbeda. Aku seperti prenjak patah kaki di tengah bangau merah muda yang sedang berdansa. Tidak percaya sebenarnya dengan membuka-tutup mata untuk mengumpulkan keyakinan pahit bahwa semua akan baik-baik saja--aku lebih suka menyebutnya spekulasi dari pelarian dan rasa tidak percaya dan menolak keras, bahwa aku berbeda. Tidak, aku penuh dengan kontroversi.<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;">Aku betina dari prenjak sial itu.. Dan tidak selayaknya bangau bohay di sana, aku begitu tenggelam, jatuh tergilas raksasa-raksasa anggun yang menolak berbagi rasa. Ya, aku betina dengan ukuran 90cm yang termaktub jelas dalam urat-saraf angin yang berbisik bahwa ia geli dengan keadaanku. 90cm, tanpa keturunan, tak akan pernah ada keturunan, dan tak ada bangau jantan gagah-gaduh-tangguh berminat denganku. Aku diam, mereka berlalu. Aku mencoba berteriak, berusaha menarik perhatian bahwa aku juga butuh cinta dari seorang lelaki sebagai jodohku, mereka buang muka. Inikah keadilan untukku?</div></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Betina-betina binal itu telah mengerami telur yang telah disemaikan dalam percintaan di tepi labu siam seberang danau sana. Aku? 90cm adalah pertimbangan berat untuk mereka. Aku ikhlas menunggu, namun adakah juga yang ikhlas kunantikan? Saat tetangga-tetangga centil mulai bersolek dan bertemu dalam arisan dan dansa-dansa bersama pasangan dan anak-anak mereka kelak, sedangkan aku tak bisa ditanami benih dengan ukuranku. Membuatnya subur saja adalah sebuah ketidakniscayaan yang pahit untuk kerdilku. Jadi aku tidak memiliki keduanya, kedua cinta itu.. Cinta dari seorang suami yang akan kusambut dengan senyum hangat saat ia lelah pulang kerja lembur malam dan anak-cucu yang berlari-larian merusak tanaman mawar yang kupelihara di samping rumah. Aku tidak memiliki apapun.<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">Tidak ada cinta untukku pada akhirnya. Yang tersisa hanya keikhlasan ini. Cukuplah aku menangisinya semalam, menangisi yang sudah-sudah. Tidak ada kata-kata klise tentang kesabaran dan juga 'ujian Sang Penyayang kepada hambaNya yang tidak akan susah-susah amat'. Ini bukanlah tentang sejauh mana aku menjalani ujian menyebalkan itu. Ini adalah tentang aku dengan ukuran 90cm tanpa sebuah rahim dan juga cinta, bahwa bagaimana aku bisa menutup mata dan terbangun esok harinya untuk tersenyum demi menawarkan hidup yang begitu pahit. Demi Penguasa malam-malam yang berat, aku ikhlas untuk itu.<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">Jadi, yang bisa kulakukan dan kuharapkan adalah tetap berharap, dan juga menunggu. Hanya saja, sendiri itu memang tidak menyenangkan. Tapi biarlah, toh Ia telah menantikanku dengan aroma firdaus yang masih konon kabarnya telah Ia siapkan untukku, seperti halnya Zulaikha yang telah dijanjikan Tuhan untuk Yuzarsif dengan kebutaannya, aku masih menunggu, menunggu dalam kelam pada sebuah ikatan yang melebihi wanita-wanita dimadu di ujung sana. Aku menantikan Firdausku sendiri, dalam sebuah kesederhanaan, ialah Ikhlas. Aku ikhlas..</div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03059827294159520810noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-3549131330580320246.post-68512567797511462682012-06-18T00:11:00.000-07:002012-06-18T00:11:55.139-07:00Aku Mencintaimu dalam Gelap<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxOw-1G0B-qkxw8U9UCWnmg1uSOGKlMfHqmmnZzddFLl_2HgZEUKws-mtLXDA_nqNVsN8ctWIFAHGisUzHeYkTSfvH-z3bGyOzvEL1uQDNw5CaWDuSda0xh910moLPtvAhBNDz_blnSp85/s1600/senja.jpg" imageanchor="1"><img border="0" height="205" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxOw-1G0B-qkxw8U9UCWnmg1uSOGKlMfHqmmnZzddFLl_2HgZEUKws-mtLXDA_nqNVsN8ctWIFAHGisUzHeYkTSfvH-z3bGyOzvEL1uQDNw5CaWDuSda0xh910moLPtvAhBNDz_blnSp85/s1600/senja.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: red;">FOTOĞRAF ATÖLYESİ</span> </td></tr>
</tbody></table><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">aku mencintaimu dalam gelap. Seperti saat pagi tadi ibuku datang dari kampung, dan sesaat kemudian panci gosongku kembali mengkilap. Ini bukan mengenai hal durhaka kepada seorang ibu dan akhirnya masuk neraka karena tega membiarkan ibumu mencuci panci hitam pekat, hanya saja bukti tanda sayang seorang ibu kepada anaknya yang bodoh dan juga bengal karena tidak tahu bagaimana merawat perabotan dengan baik. Itulah sisi gelapnya. Bahwa Ibu tidak akan nyenyak sebelum tahu kau telah berselimutkan dan ditemani bantal guling empuk malam ini, meskipun ia hanya menggunakan secarik karpet anyaman dari pandan yang sudah bolong.</div><br />
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">aku mencintaimu dalam gelap. Ialah ayahku. ia diam, jadi kugubah saja cintaku ini dalam diamku. karena ayahku seorang pendiam. ia tak seperti ibuku yang merepet saja mulutnya karena aku belum makan. Tapi ayahku tak suka ngoceh, tak seperti wakil rakyat sana. Hari ini beliau membelikanku sebuah sepatu hitam mengkilap nan licin. Bukan main menyilaukannya sepatu itu, juga harganya tentu saja. Jeruk musim ini berbuah lebat, katanya pelan. 'Tak lah elok calon sarjana dengan sepatu macam itu, bujang.' katanya lagi, pelan, saat tahu sepatuku telah mirip buaya lapar dengan mulup besarnya yang menganga lebar. Aku tak pernah mendengarnya mengucapkan sayang ataukah bangga akan aku, anaknya. Tak pernah sekalipun. Karena ialah keniscayaan bahwa ia, ayahku, dengan matanya yang mulai merabun, dengan bibirnya yang mulai bergetar saat mengucapkan sepata-kata--yang pelan, ia telah mengajariku bahwa cinta dalam diam itu seperti Tuhan yang mengawasimu selalu. Dia tahu, hanya saja menunggu..</div><br />
<div style="text-align: justify;">dan aku mencintaimu dalam gelapku, dalam diamku. ini bukan lagi tentang ibuku, ayahku, hujan genit di sana, ataukah Tuhan. aku telah menyimpan ruang besar untuk mereka, dan juga Tuhan berupa cinta luas tak bertepi. Dan telah kusiapkan pula ruang kosong nan gelap di sini, di dalam cintaku yang gelap untukmu.. seperti senja yang menikmati tepian bisik angin, siapkan sedikit waktumu untuk berwudhu bersama dalam ranah hujanku.. </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03059827294159520810noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3549131330580320246.post-64774106706592653582012-06-09T05:30:00.002-07:002012-06-09T06:53:26.350-07:00Jangan Lihat Padaku<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju7d1srzSixOBRfyU-a0pGe-8MsmyT9TRdAUaeO3Opo05LUYR1WewK977OlTd-lrdHPFwsrHIpN2-Z77G8cmE3xQ1wNbWwAFPoY6jXYnzsXyjI_Bpyg7aX1dXsAqoIKYaRPDkAi0emg4uk/s1600/what+u+see.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju7d1srzSixOBRfyU-a0pGe-8MsmyT9TRdAUaeO3Opo05LUYR1WewK977OlTd-lrdHPFwsrHIpN2-Z77G8cmE3xQ1wNbWwAFPoY6jXYnzsXyjI_Bpyg7aX1dXsAqoIKYaRPDkAi0emg4uk/s320/what+u+see.jpg" width="229" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">fotograf atolyesi</td></tr>
</tbody></table><br />
Aku merindukan ikan basah yang semerbak di sana. Jangan lihat padaku dan melempar pandangan pertanyaan tentang itu seolah-olah kau tak mengertiku. Aku mencintainya, tidak lebih, tidak ada kata mengapa, ataukah haruskah. Hanya saja rindu, hanya saja mencintai ikan basah itu, tak lebih.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Aku membelakangi hujan dalam ranahnya yang ceria dengan guntur. Jangan memandangku dengan ekspresi keji begitu seolah-olah aku tak memahamimu. Aku tidak membencinya, hanya saja menantikan sang penggenggam hujan datang untuk tuanku. Jadi jangan pernah melihat ke bawah karena tentu kau tidak akan mendapati lekuk pelangi.<br />
<br />
Aku tergila-gila pada bola yang menggelinding kesana-kemari. Jangan melirik sinis padaku seolah-olah aku adalah jiwa yang pragmatis namun tak peduli. Inilah hidup kawan, perputaran nasib kalau mau. Ia berputar begitu untukmu, bahwa perlu sebuah sedih untuk tahu tentang eksistensi kebahagiaan semu, dengan pahit sebagai pemanisnya.<br />
<br />
Dan jangan lihat padaku tentang pertanyaan tertundamu hari ini. Aku sendiri tak tahu apa yang tersembunyi di esok hari, tuan. Hanya saja, --berbisik--tidaklah kemudian hari menjadi milikmu jika kau tak mau melepas yang sudah-sudah. berawallah dari sana, ikuti lekuk-lekuk waktu dan pelajarilah tiap incinya, bahwa Tuhan adalah Pencipta Seni yang Maha Agung. Cukup sedikit kegilaan saja di dalamnya, dan kau akan merubah dunia.<br />
<br />
Aku pergi, ada seekor tikus buncit menggodaku. Salam..<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJyMTvvd-HzSmlnJDb_WbsCQmuuypW4CT35KNDjJk2ZAsrpNfzbnCJNdcdCcjsLm8IaKKMC66FsAWUuvBftzQ8iXrhKrMb50bC-lgMYubfmrU7kmScJz9AvapI7JLX3NV2M7ZN7FEqhpF5/s1600/cute+tom.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJyMTvvd-HzSmlnJDb_WbsCQmuuypW4CT35KNDjJk2ZAsrpNfzbnCJNdcdCcjsLm8IaKKMC66FsAWUuvBftzQ8iXrhKrMb50bC-lgMYubfmrU7kmScJz9AvapI7JLX3NV2M7ZN7FEqhpF5/s320/cute+tom.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">fotograf atolyesi </td></tr>
</tbody></table>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03059827294159520810noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549131330580320246.post-37282878946585451682012-05-31T00:33:00.003-07:002012-05-31T05:44:30.885-07:00Perempuan di Balik Jendela<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0Lw8DJhCs3RbknlaTexDf0JzLlfdi2w-Ft4wHDd9TtI6jfdZeJU92LMytB2GRyu6gJMrH52Dyl7J3hIqjlz8H17mboBzCg-IxSUSNbAmAk7Ol41Y7SjfG7HoR2JlMFeWYw3mfMK0123pk/s1600/woman+behind+the+window.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0Lw8DJhCs3RbknlaTexDf0JzLlfdi2w-Ft4wHDd9TtI6jfdZeJU92LMytB2GRyu6gJMrH52Dyl7J3hIqjlz8H17mboBzCg-IxSUSNbAmAk7Ol41Y7SjfG7HoR2JlMFeWYw3mfMK0123pk/s320/woman+behind+the+window.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber: fotograf atolyesi</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"> Coba terangkan padaku suatu waktu tentang perempuan di balik jendela.Ia menatap dari sana, termenung dengan wajah yang mengalami pembiasan. Aku tak tahu kalau ia tersenyum, ataukah menyeringai. Sepertinya sepi itu sesak diramu dengan debu polusi siang tadi. Ialah surga dengan penantiannya dalam mimpi yang dirajut untuk hari esok. Dan tangis layaknya air terjun menjawab pertanyaan tentang misteri masa depan: surga bukanlah hal yang patut untuk diharapkan, karena sesungguhnya Tuhan memilikinya hanya untukNya sendiri...</div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;"> Coba ceritakan padaku suatu waktu tentang perempuan di balik jendela. Masih saja buram. Tak tahu aku apa yang ada dalam pikirannya. Dia diam, begitupun dengan tanah basah yang baru saja pulang dari ranah hujan, sendiri. Tidakkah kau merasa heran dengan pasar bawang yang mulai lesu, ataukah bertanya mengapa selalu saja ada kematian disetiap kehidupan? Biarkan ronaku merekah, mungkin kau akan tahu jawabannya. Yah, kemungkinan adalah hal spekulatif untuk menghibur diri dari kenyataan pahit yang sebenarnya.</div><br />
<div style="text-align: justify;"> Dan cobalah bisikkan padaku suatu tentang perempuan di balik jendela. Ia tertawa dalam tangisnya disebuah penantian menanti anak lelaki yang tak kunjung datang. Lihat saja sorot matanya yang sayu dan menyebalkan. Sungguh dunia begitu mengerikan dengan kenyataan. Seperti belibis yang mati keracunan tiga menit yang lalu, tetap saja tidak adil ketika manusia diberi hidup dan sebuah pengharapan tapi selalu saja diliputi dengan dengki yang berkepanjangan. Dan bila malam telah datang, tolong jawab pertanyaan padaku tentang perempuan yang beridiri di balik jendeka, tentang hari esok apakah ada untukku, dan juga tentang keadilan hakiki yang kalian gosipkan.</div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div style="text-align: justify;"> Aku lelah, jadi biarkanku lelap sejenak, dan tentang perempuan yang mati di balik jendela. Tapi sepertinya ia masih saja tertawa, menertawai hidup. Cukup.</div><div><br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03059827294159520810noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3549131330580320246.post-71721759183633813022012-05-20T05:07:00.002-07:002012-06-09T07:01:08.457-07:00Saat Kubilang, Tidak<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4EC4OcU-1U5EBAYWsLRrT2ZZR1JiIGAsKrVKzwaJ2wzzgVuMlz3GCUAAFaELe9VU3MDFCCZbgvSRGndfngqU_IBNUxzfMmBxIomvu_z6r40bYAvG9uqzGDGImD1i8_xrc3Avzipf-qE1D/s1600/penantian.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4EC4OcU-1U5EBAYWsLRrT2ZZR1JiIGAsKrVKzwaJ2wzzgVuMlz3GCUAAFaELe9VU3MDFCCZbgvSRGndfngqU_IBNUxzfMmBxIomvu_z6r40bYAvG9uqzGDGImD1i8_xrc3Avzipf-qE1D/s320/penantian.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Benci itu ada ketika kepala ini tak mau menerima kenyataan bahwa akan ada gelap disetiap cahaya terbit. Jangan lemparkan keheranan untuk matahari pagi ini, karena ia pun sepertinya tak mengerti. Ia datang, kemudian berlalu. Selalu saja begitu.<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk apa benci? Entahlah, karena seolah-olah Tuhan yang menciptakan tempo itu hanya memberikan jawaban klise, sehingga banyak yang menafsirkan bahwa damai itu harus terlahir dari sebuah sengketa, sebuah perang, dan teradukkan dalam perbedaan nyata.<br />
<br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;">Yah, lagi-lagi perbedaan. Klasik kalaulah ini kujadikan sebagai daftar pertanyaan dari segala jenis kerinduan yang tersamarkan dalam sekat ruang dan waktu, bahwa itulah kesempurnaan manusia. Ia memiliki ruang dan waktu dalam sebuah konstant, dalam rima yang telah tertuliskan jauh sebelum manusia mengenal dirinya sendiri. tidak juga untuk seorang Adam dan buah terlarangnya.<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">Sendiri itu ada ketika dingin menyerupai belaian halus menggerayang mesra. Jangan buat ketakutan dalam cermin yang menerpa hampa saat kau menghadapnya, karena ia sendiri kebingungan menghadapi silih bergantinya frase yang tak kunjung hilang.<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk apa sendiri? Entahlah, karena kenyataannya Tuhan juga sendiri. Ia tak pernah berdua, ataukah diduakan, ataukah Ia sendiri mendua. Dialah satu, dengan terus saja mengamati tidurmu yang nyenyak.. Sungguh Dia tahu, bahkan untuk selembar daun sekalipun. Namun Dia suka menunggu. Menunggu dalam kesendirianNya.<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">Yah, lagi-lagi menunggu. Layaknya pohon kering yang menanti awan menyejukkannya sejenak. Sungguh ini hanyalah sebuah persinggahan singkat yang tak perlu menunggu apapun. Ketika kau memilih pergi dan berlalu, tolong untuk tidak berbalik lagi karena saat itu aku sudah tidak akan ada untukmu. Sungguh kita adalah sebuah perbedaan rasa yang terjebak dalam ruang rindu.<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan akhirnya kubilang tidak. Aku mengatakannya bukan untuk menyamarkan 'iya'ku untukmu. Karena kupikir kata 'tidak' jauh lebih baik dari pada harus mengiyakanmu namun hatiku menggeleng. Aku punya rasa kepada hal lain. Ialah benciku yang telah terpelihara untuk Tuhan atas penantianNya untukku. Aku benar-benar tidak mengharapkannya. Hanya saja benar bahwa sendiri itu tidak pernah menyenangkan. Itulah sebabnya aku membenciNya karena telah kubuatNya menunggu.<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun kenyataannya, Dia tetaplah sebuah misteri untukku. Sama halnya dengan waktu, dan juga dirimu. Aku tidak akan mengerti sebuah gelap untuk terang, dan juga tentang dirimu. Aku tidak akan mengerti hal yang membuatku tidak mengerti dan menantikan jawabanku, dan juga kau. Hingga akhirnya mata ini menua kelak, doaku hanyalah agar aku bisa memberikan kesaksian penuh bahwa kau adalah apa yang kumiliki, kupanuti dan penuntunku ke arahNya..<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">Bukankah kita ada karena untuk melakukan ini, bukan? Aku menyayangimu.. Selamat tidur</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03059827294159520810noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3549131330580320246.post-90665413783579036242012-04-29T03:10:00.001-07:002012-06-09T07:01:08.458-07:00Teman (Sebuah Gunting)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip_qLgJGDaiLJ8f4CNrj_wkNL7Vk-iQidDYXPiXbR0etRJ6NhiWreKXyzluofXVCZfrwJB2tGZ08jIjNpg4nrEGoZc_2RYTlTt_NO-1dgEiIz1hVfo9or3nzL2H_pjaVb-MLwKc-zBmZ9N/s1600/teman.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip_qLgJGDaiLJ8f4CNrj_wkNL7Vk-iQidDYXPiXbR0etRJ6NhiWreKXyzluofXVCZfrwJB2tGZ08jIjNpg4nrEGoZc_2RYTlTt_NO-1dgEiIz1hVfo9or3nzL2H_pjaVb-MLwKc-zBmZ9N/s320/teman.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
Hujan kali ini tidak begitu dingin, cenderung pahit dengan rintiknya yang bisu. Dan kau bergeming dari tempatmu menatap langit yang juga diam, tak bergerak.<br />
<br />
Aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu. Tolong panggil aku pengecut jika ini bisa merubah keadaan. Dzalimi aku kalau perlu. Batinku. Namun kutahu kau bukan tipe orang yang seperti itu. Haqqul Yakin.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
jadi? Apa yang akan kau lakukan? Dia tidak bersamamu, begitu pula aku. Tak pernah sekalipun. Seperti sebuah nadzar terucap dengan malaikat sebagai pamong, kau adalah pribadi yang begitu beku, hitam dan tak terarah. Semakin ku ke dalam, semakin ku tak mengerti.<br />
<br />
Kau masih diam, begitupun denganku.. Ku pikir kita teman, teman untuk hal yang berjibaku dalam ranah sepi. Seperti hutan bambu yang bergetak tertiup angin, kosong namun tak ada yang peduli. Dan jelas kaulah yang tak peduli. Tapi jujur aku peduli, aku peduli untuk memikirkan apa yang kau pikirkan yang tak terpikirkan olehku.<br />
<br />
jadi kita adalah sebuah paradoks, ataukah implikasi semata yang tak mau saling menguntungkan. Jika ini yang dikatan sebuah ikatan, mengapa kau begitu tak terarah? Ataukah aku yang terlalu sibuk menyenggamai peraasaanmu? Sekali lagi, aku menerima jika kau mengacungkan gunting itu ke lambungku.<br />
<br />
Ini yang terakhir! Masih berteman kah, kita? ataukah hanya sebuah nyanyian nina bobo untuk mengantarkanmu tidak terjaga dari sebuah risalah kebencian untukku? Aku memikirkanmu, dan kau tak peduli dengan kepala batumu. Bertemankah kita? Atau ini hanyalah rintik jus kupu-kupu yang mengalir membasahiku dengan peluhmu?<br />
<br />
Dan pada akhir ini lah, aku mengerti tentang stigmamu untukku. Jadi siapkan siletmu malam ini, karena aku tidak akan datang untuk yang terakhirnya kecuali ikatan kita yang kumaksud sebagai ritual merenungi iringan semut dan lubang misteriusnya hilang ditelan bumi. Aku memang tak mengerti, tapi biarlah.. Setidaknya, aku belajar untuk memahami. Karena aku temanmu.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03059827294159520810noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-3549131330580320246.post-66637037779915739472012-04-05T07:34:00.001-07:002017-10-20T07:41:22.242-07:00AKU, PEREMPUAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Dunia, tidak mengertiku tentang tujuan ke depan, dan juga dunia, atau waktu, atau diriku sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
dulu, aku masih ingat persis ketika ia masih menjadi murid baru. Ia tersenyum malu-malu dan bersembunyi dibelakang kaki Ayahnya, merengek-rengek untuk minta pulang karena canggung. Tapi itu hanya sebentar, kami menerimanya dengan baik sehingga begitu cepat akrab dengannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Main kejar-kejaran, <i>mahenggo’</i>*, ataupun mandi bareng di sungai adalah hal-hal yang menyenangkan waktu itu. Kami sama-sama telanjang. tidak peduli ada tonjolan aneh di selangkangannya yang tidak kupunyai. Aku, dia, dan teman-temanku tidak mau tahu. Yang kami tahu bahwa hidup ini indah, dan hanya ada kesenangan di dalamnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beranjak kelas lima SD, Ibuku dengan senyum sabar menjelaskan sesuatu ketika terjadi fenomena yang sama sekali tidak kumengerti, ketika aku mendapati cairan merah membanjiri sarung tidurku. Ibuku bilang, ini lumrah untuk anak perempuan sepertiku yang sedang menuju dewasa. Yah, dewasa, sebuah kata yang tidak kumengerti entitas yang sebenarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mulai saat itu, aku diajari bercermin, diajari bagaimana menyisir dan mengikat rambut yang rapi dan memasangkan sebuah pita. Aku tidak mengerti, tapi aku menyukainya. Apalagi pita berwarna merah jamby pemberian ayah saat beliau pulang dari kota kecamatan untuk menjual hasil kebunnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masuk sekolah menengah pertama, kami masih tetap bersama-sama. Hanya saja tidak lagi bermain-main seperti dulu. Paling tidak untuk kerja tugas kelompok. Mandi di sungai masih sering bersama juga, tentunya dengan tidak masa silam. Ia kini lebih senang berkumpul dengan teman sesamanya pasti. Begitu pula denganku. Tapi aku mulai merasakan suatu hal yang aneh. Suatu hal yang lebih tidak kumengerti dari kata dewasa ataupun datang bulan. Suatu hal yang membuatku sering sesak nafas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku bingung karena ia tidak mau lepas dari pikiranku. Dadaku mampet jika tidak melihatnya barang seharipun. Anehnya, saat dia ada di dekatku, dari mampet dadaku menjadi bergemuruh. Wajahku merona dan sangat memalukan. Dan hubungan kami seperti semakin jauh, itu yang membuatku sakit. Aku jadi benar-benar tidak mengerti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjelang kelulusan, aku mendengar langsung darinya kalau dia akan pindah ke kota untuk melanjutkan sekolahnya. Dia akan tinggal dengan pamannya di sana. Aku?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang pemuda desa datang bersama orang tuanya meminangku. Aku diam. Kedua belah pihak mufakat. Aku bisu, tidak mengerti menghadapi kenyataan. Ibuku bilang, inilah jodohku, jodoh yang harus aku terima. Dan kubilang, ya. Kebanyakan temanku juga mengalami hal yang sama denganku. Menikah di usia muda. Sebagian menerimanya karena tahu budaya orang <i>ndeso</i> seperti ini, sebagian menolak dan memilih kabur dari nasib yang menurut mereka yang menuntut emansipasi harus didirikan. Aku sendiri <i>nrimo</i>. Tidak punya pilihan lain selain mengangguk. Dia?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pergi, dan aku tidak menemuinya lagi sampai sekian tahun lamanya. Dan saat pertemuan itu tiba, aku melihatnya begitu banyak berubah. Tubuhnya yang dulu kurus putih kini berubah menjadi tegap, dan gagah sekali tentunya. Wajahnya yang dulu manis polos, kini dibaluti kumis tipis menggemaskan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kau semakin cantik saja.” katanya. Aku tersenyum. Perih. Dengan salah tingkah kurangkul si bungsu dan kubelai rambutnya sebagai spekulasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika ia berlalu, aku baru sadar bahwa inilah cinta, sebuah perwakilan perasaan aneh yang selalu menghantuiku selama ini.Perasaan menyebalkan namun karunia terindah dari sang Khalik. Tapi aku sadar, aku tidak berhak memilikinya. aku sudah punya karunia lain yang lebih berharga dari apapun. Suamiku, dan juga anak-anakku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tahu konsekuensi yang akan kudapat dengan terjebak pada ruang dan waktu yang kupilih ini. Bahwa suatu saat giliranku yang akan menjelaskan kepada anak-anakku tentang arti dewasa, menyisir rambutnya dan mengajarkan arti keikhlasan dan juga cinta, mungkin. Seperti yang pernah dilakukan oleh ibuku kepadaku, dan juga saudara-saudaraku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengannya, aku sadar bahwa aku mencintainya. tapi aku tahu bahwa tidak mungkin memilikinya, karena ia sudah punya ruang tersendiri dalam hatiku, yakni sebagai teman sejatiku.. Teman yang mengajariku arti cinta yang sebenarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote>
*mahenggo’, sebuah permainan yang secara teknis seperti permainan hide and seek.</blockquote>
<br />
<strike>cerpen ini dialihkan dari alamatnya semula.. thanks for reading</strike> </div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03059827294159520810noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-3549131330580320246.post-15582088847149775972012-04-05T03:51:00.000-07:002012-06-09T07:01:08.458-07:00ADA YANG BARUaduh, bukan lagi niru-niru jargonna iklan biskuit ya.. tapi sumpah ini emang baru, baru ngeblog.. ya.. maksudna baru make blogspot, karena duluna masih tinggal di 'negara'nya wordpress, jadi ni bisa dibilang baru kan? bahasa twilight-na, breaking dawn, awal yang baru.. he he he<br />
<br />
jadi, buat mpok-mpok, mas-mas, kakak-kakak dan agan-agan sekalian--jeng-jeng juga, mohon bantuannya ya.. :)<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03059827294159520810noreply@blogger.com2